Mahasiswa UGM Teliti Potensi Pegagan sebagai Obat Herbal Antivirus SARS-COV-2 – Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 telah mengubah banyak aspek kehidupan di seluruh dunia, termasuk cara kita memandang kesehatan dan pengobatan. Upaya untuk menemukan terapi efektif dan obat-obatan yang dapat mencegah atau mengobati infeksi COVID-19 semakin meningkat. Salah satu pendekatan yang menarik perhatian adalah penggunaan obat herbal. Pegagan, atau yang dikenal juga dengan nama ilmiah Centella asiatica, merupakan tanaman herbal yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai negara. Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melakukan penelitian mendalam mengenai potensi pegagan sebagai obat herbal antivirus SARS-CoV-2. Artikel ini akan mengupas lebih lanjut mengenai penelitian ini, termasuk komponen aktif pegagan, mekanisme kerja terhadap virus, metode penelitian, dan potensi aplikasinya dalam dunia medis.

1. Komponen Aktif Pegagan dan Manfaat Kesehatannya UGM

Pegagan dikenal kaya akan senyawa aktif yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan. Di dalamnya terdapat triterpenoid, flavonoid, dan saponin yang memiliki sifat anti inflamasi, antioksidan, dan antimikroba. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab atas banyak manfaat pegagan, seperti meningkatkan fungsi kognitif, mempercepat penyembuhan luka, dan meningkatkan sistem imun.

Salah satu senyawa paling penting dalam pegagan adalah asiaticoside, yang telah terbukti memiliki efek positif dalam merangsang produksi kolagen dan mempercepat regenerasi jaringan. Mengingat COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan jaringan lain, penggunaan pegagan sebagai suplemen untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswaUGM menunjukkan bahwa kombinasi dari berbagai senyawa aktif dalam pegagan dapat bekerja secara sinergis untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya saja flavonoid yang terkandung dalam pegagan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara triterpenoid dapat mendukung fungsi sistem imun dalam melawan infeksi.

Selain itu, pegagan juga dipercaya dapat membantu mengurangi gejala stres dan kecemasan yang sering dialami oleh pasien COVID-19. Dengan meningkatkan kesehatan mental dan fisik, pegagan dapat berkontribusi pada proses pemulihan pasien yang terinfeksi virus.

2. Mekanisme Kerja Pegagan Terhadap Virus UGM SARS-CoV-2

Salah satu fokus utama penelitian mahasiswa adalah memahami bagaimana pegagan dapat berinteraksi dengan virus SARS-CoV-2. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa dalam pegagan dapat berperan dalam menghambat replikasi virus. Mekanisme ini bisa terjadi melalui beberapa jalur, termasuk penghambatan ikatan virus dengan reseptor sel inang.

SARS-CoV-2 memasuki sel manusia melalui interaksi antara protein spike virus dan ACE2 (Angiotensin-Converting Enzyme 2) yang terdapat di permukaan sel. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam pegagan, seperti asam asiatik, memiliki kemampuan untuk berikatan dengan protein spike, sehingga menghambat kemampuan virus untuk memasuki sel.

Lebih jauh lagi, pegagan juga dapat meningkatkan aktivitas sel-sel imun, seperti sel T dan sel NK (Natural Killer), yang berperan dalam membunuh sel-sel yang menginfeksi virus. Hal ini sangat penting, mengingat respon imun yang kuat dapat membantu mengendalikan infeksi lebih cepat dan mencegah perkembangan penyakit yang lebih serius.

Selain itu, senyawa anti-inflamasi dalam pegagan dapat mencegah terjadinya badai sitokin, yaitu kondisi di mana sistem imun bertindak berlebihan dan justru merusak jaringan tubuh. Dengan mengelola respons imun dan mengurangi peradangan, pegagan memiliki potensi untuk melindungi pasien COVID-19 dari komplikasi serius.

3. Metode Penelitian yang Digunakan oleh Mahasiswa UGM

Dalam penelitian ini, mahasiswa menggunakan berbagai metode ilmiah untuk menguji potensi pegagan sebagai antivirus. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan sampel pegagan yang diambil dari kebun herbal di sekitar Yogyakarta dan diolah menjadi ekstrak. Selanjutnya ekstrak tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi komponen aktif yang terkandung di dalamnya.

Setelah komponen aktif diidentifikasi, siswa melakukan serangkaian uji bioaktivitas untuk menilai efek antivirus dari ekstrak pegagan terhadap SARS-CoV-2. Uji ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan kultur sel yang terinfeksi virus. Melalui metode ini, mereka dapat mengamati sejauh mana ekstrak pegagan dapat menghambat replikasi virus.

Selain uji in vitro, penelitian ini juga mempertimbangkan uji in vivo dengan menggunakan model hewan untuk menguji efek pegagan dalam kondisi biologi yang lebih kompleks. Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai efektivitas pegagan sebagai obat herbal antivirus.

Selama proses penelitian, mahasiswa juga melakukan studi literatur untuk mendalami penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pegagan dan potensi antivirusnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan memiliki dasar yang kuat dan relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini.

4. Potensi Aplikasi Pegagan dalam Dunia Medis

Jika penelitian ini menghasilkan hasil yang positif, pegagan berpotensi menjadi salah satu pilihan terapi herbal untuk mendukung pengobatan COVID-19. Penggunaan pegagan sebagai suplemen makanan atau obat herbal dapat menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat, terutama dalam konteks pengobatan yang lebih holistik.

Potensi pegagan tidak hanya terletak pada kemampuannya mengatasi infeksi virus, tetapi juga dalam mendukung kesehatan secara keseluruhan. Dalam masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan pengobatan alami, pegagan dapat menjadi pilihan yang menjanjikan.

Namun, perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas pegagan sebagai obat herbal antivirus. Uji klinis dan penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat sebelum pegagan dapat direkomendasikan sebagai terapi resmi untuk COVID-19.

Secara keseluruhan, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UGM tentang pegagan sebagai obat herbal antivirus SARS-CoV-2 dapat membuka peluang baru dalam pemanfaatan tanaman herbal dalam pengobatan modern. Dengan pendekatan yang tepat, pegagan tidak hanya dapat membantu melawan COVID-19, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan jangka panjang bagi masyarakat.

 

baca juga artikel ; 7 Obat Tradisional Asam Urat, dari Sambiloto hingga Brotowali